Kamis, 09 Februari 2012

Hal Yang Dilakukan Saat Istri Hamil


Banyak di antara Anda –para suami baru– yang belum mengerti benar soal kehamilan. Jangankan paham, melihat 2 garis di test pack saja, baru pertama kali seumur hidup!
Jangan khawatir, kami akan menguraikan apa saja sih yang harus dilakukan suami saat istri hamil, yang tidak pernah basi, untuk calon ayah. Silakan dipelajari dan dipraktikkan, agar Anda tidak tersandung masalah atau salah paham, selama istri menjalani masa kehamilan dan persalinannya.
1. Waspada saat istri mengabarkan, “Aku hamil….” Karena, kalimat pertama yang keluar dari mulut Anda sejenak setelah istri mengabarkan kehamilannya, adalah cerminan yang paling jujur atas perasaan Anda terhadap kehamilan tersebut. Jadi, jangan sesekali melontarkan kalimat meledek, seperti, “Kamu yakin, itu anak saya?” Pada momen ini, mayoritas wanita sangat mengharapkan suaminya bereaksi sedikit romantis, seperti mengucapkan kata-kata cinta ala kartu ucapan Harvest. Ditambah dengan satu dua tetes air mata Anda, para istri akan menganggap momen ini, sempurna.
2. Morning sickness tidak mengada-ada! Kehamilan disertai dengan gejala morning sicknes seperti mual, muntah, sensitif bau, tidak tahan sinar matahari, malas mandi dan lainnya. Hingga kini, semua itu belum bisa dijelaskan dengan pasti penyebabnya. Gejalanya tidak sama persis antara wanita hamil satu dengan lainnya. Waktu kejadiannya pun tidak bisa dipukul rata. Ada wanita hamil yang mengalami morning sickness pada trimester pertama, ada pula yang sepanjang kehamilan. Selagi mengalami morning sickness, reaksi wanita hamil terhadap bau atau masakan tertentu sangat ‘keras’, misalnya menutup hidung sambil menjerit, “Huek, bau! Singkirkan makanan ini!” Jangan protes. Pahami, tidak banyak yang bisa dia –atau Anda– lakukan untuk mengurangi rasa mual tersebut. Lebih baik usahakan Anda tidak beraroma kuat selagi berada di dekatnya.
3. Jangan sentuh payudaranya. Selagi hamil, payudara istri jadi lebih besar, lebih sensitif dan seksi. Mengapa? Karena kini payudara indah itu bukan lagi hanya ‘milik’ Anda, melainkan juga bayi Anda! Payudara yang tengah menjadi pabrik susu, terasa sakit bila dijamah. Karena itu, jangan jadikan organ tubuh itu sebagai sarana foreplay, kecuali bila istri mengizinkan. Itu pun, lakukan dengan lembut. Satu lagi, ketika mengantar istri ke dokter dan di ruang tunggu, banyak pemandangan payudara-payudara besar milik ibu hamil lainnya. Jangan jelalatan, ya.
4. Kehamilan = lomba buang gas dan sendawa. Istri Anda juaranya! Mengapa? Selagi hamil, akibat pengaruh hormon, sistem pencernaan istri bekerja lebih lambat dari biasanya, dengan tujuan agar seluruh nutrisi makanan tercerna dan terserap sempurna untuk tumbuh kembang janin. Efek melambatnya kerja pencernaan adalah, selain istri mengalami konstipasi (susah buang air besar), ada banyak gas terjebak di dalam perutnya, sehingga ia jadi sering bersendawa atau buang gas untuk mengeluarkan gas tersebut. Sama sekali tidak cute, memang! Tetapi, gangguan itu juga tidak nyaman bagi istri. Jadi, jangan mengolok-olok atau berkomentar negatif terhadap suara atau aroma yang ditimbulkan. Kalau Anda terganggu, lebih baik cari alasan tepat untuk menjauh sejenak dari istri.
5. Butuh perhatian suami. Bukan benar-benar lupa, tetapi beberapa lelaki kurang sadar jika isterinya sekarang tengah hamil. Sehingga seringkali ketika mendapati istri leyeh-leyeh di tempat tidur seharian atau muntah-muntah, reaksinya keheranan, “Kamu kenapa? Sakit?” Para istri berharap, selagi mereka dilanda dampak tidak enak akibat hormon kehamilan, para suami sadar dan tanpa bertanya, memberi perhatian yang cukup.
6. Tidak tertarik seks. Sekalipun perubahan hormon membuat beberapa wanita hamil lebih bergairah di trimester kedua, perasaan tidak cantik yang tengah mereka alami (perut membesar, payudara nyeri), bisa menghambat minat mereka terhadap hubungan seks. Saran bagi suami: bersabarlah. Luangkan waktu untuk memanjakan istri, misalnya dengan memijatnya, syukur-syukur servis Anda bisa menyulut gairahnya.
7. Kehamilan membuat mood-nya naik turun. Selagi hamil, suasana hati istri berayun seperti roller coasterdan membuat Anda pusing. Jeff Kimes, dalam buku Pregnancy Sucks for Men, menulis, mood naik turun itu mirip gejala PMS (menjelang haid), tetapi berlipat ganda! Dalam sehari, istri bisa merasa sedih, bahagia, takut, rewel, emosinya tidak bisa ditebak. Semua itu disebabkan perubahan hormon yang dramatis, dikombinasi perasaan cemas karena akan menjadi ibu. Suami diharapkan bersimpati dan bersabar. Jangan masukkan dalam hati, dan hindari pertengkaran dengan istri. Kalau pun Anda sampai bertengkar, biarkan istri yang menang.
8. USG adalah TV yang bisa memperlihatkan jenis kelamin bayi. Petunjuk saat pertama kali melihat janin melalui layar USG (ultrasonografi), jangan keceplosan kalimat seperti, “Idih, bentuknya seperti anak tikus!” Suami juga tidak disarankan menggerutu bila tidak bisa melihat janin di layar USG. Bila Anda dapat melihatnya, perhatikan setiap detailnya. Ketika janin mulai menendang, terlibatlah dalam momen bahagia ini. Bila istri meminta Anda merasakan tendangan janin, selalu jawab, “Ya.” Jika Anda terlihat tidak ikut gembira soal tendangan bayi di perut istri, bisa-bisa istri menganggap Anda tidak peduli.
9. Jangan sepelekan latihan olah napas. Proses persalinan jauh lebih sulit dari yang Anda bayangkan, dan mengeluarkan bayi itu sakit. Bernapas dengan benar, dapat mempermudah proses persalinan sekaligus mengurangi nyeri. Saat bersalin, seringkali istri lupa teknik bernapas, sehingga butuh bimbingan dari pendamping persalinan. Sebaiknya, Anda juga ikut belajar teknik bernapas!
10. Tidak ingin tidur seranjang dengan Anda. Ini sama sekali tidak berhubungan dengan hubungan seks. Saat hamil, selain perutnya membesar dan ‘makan tempat’, istri sering bolak-balik ke toilet, sakit punggung dan kegerahan, sehingga kualitas tidurnya di malam hari terganggu. Jangan sakit hati bila ia meminta Anda tidur di kamar atau ranjang berbeda, karena ia butuh ruang tidur lebih luas.
11. Tutup mulut pada momen sensitif. Baik sedang di ruang dokter maupun di kelas senam hamil, ikuti aturan ini: kecuali Anda punya kalimat yang bijak dan supportif, lebih baik diam. Seperti, saat istri menimbang badan dan mengetahui beratnya naik 15 kilo. Jangan ubah nama panggilannya menjadi ‘Brot’. Atau saat dia merasa risih sesudah periksa dalam, jangan meledek, “Cincin dokternya ketinggalan di dalam, nggak?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar